Dinamika dan Pergeseran Politik Global Abad ke-21

December 20, 2019, oleh: superadmin

Dengan meningkatnya hubungan interdependensi antarnegara, dapat dikatakan bahwa hubungan kerja sama antarnegara mustahil untuk tidak berjalan. Hal ini menggeser politik negara yang dulunya  berbasis high politics menjadi lebih berfokus pada low politics. Catatan kecil perjalanan politik negara-negara dalam tataran internasional abad ke-21 ini terangkum secara detail dan jelas pada buku karya Prof. Dr. Tulus Warsito, M.Si dengan judul Politik Internasional Abad ke-21 Problematika, Prospek dan Metodologi.
Pada tanggal 5 Desember 2019, Program Studi Magister Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta bekerja menggelar acara bedah buku terbaru karya Tulus Warsito tersebut. Bertempat di Gedung Pasca Sarjana Mr. Kasman Singodimedjo. Hadir sebagai narasumber, sang penulis dari buku Politik Internasional Abad ke-21 Problematika, Prospek dan Metodologi, Prof. Dr. Tulus Warsito. Adapun yang hadir sebagai pembedah adalah yang mulia Duta Besar Indonesia untuk Australia dan Vanuatu pada masa jabatan 2012-2017, Nadjib Riphat Kesoema DSG.
Tulus Warsito dalam bukunya menjelaskan tentang pemahaman kritis terhadap perkembangan kunci dan isu-isu dalam politik internasional khususnya pada masa akhir Perang Dingin. Era pasca-Perang Dingin ditandai dengan percepatan i

novasi dan pengembangan lembaga. Tentunya percepatan ini akan mengakibatkan adanya masalah global yang baru dan munculnya dilema kebijakan.
Buku ini juga mencoba untuk mengakomodasi sistem internasional sebagai keseluruhan yang dinamis, menganalisis isu-isu yang telah menjadi sentral dalam politik internasional. Seperti, muncul istilah yang dinamakan “negara gagal”, proliferasi nuklir, konflik bersenjata dan terorisme, demokratisasi, pandemik dan musim Semi Arab. Dalam buku ini juga dibahas peranan aktor-aktor internasional yang bermain dalam politik dunia kontemporer. Seperti, Amerika Serikat, Uni Eropa, China, India dan Brasil. Selain itu muncul juga aktor-aktor non-negara seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), perusahaan internasional, kelompok bersenjata dan lembaga keuangan Internasional.
 
Tulus Warsito juga membahas tentang setralitas Amerika Serikat terhadap tatanan internasional pasca-Perang Dingin, yaitu adanya beragam perang saudara, terorisme, pembangunan perdamaian, munculnya gerakan-gerakan perlawanan global, politik migrasi (pengungsi, diaspora, dan pekerja), peran perusahaan transnasional dalam ekonomi politik global. Secara sederhana, Tulus Warsito membagi kajian politik internasional abad ke-21 ini ke dalam perbandingan era, baik senturial (antar-abad) maupun milenial (antara ribuan tahun). Hal ini dimaksudkan agar dapat dengan mudah menggali gejala-gejala perbedaan jumlah dan jenis aktir, sistem hubungan antar aktor, teknologi, serta sistem nilai global yang muncul pada perbandingan tersebut.
Dalam pandangan lain, Nadjib Riphat Kesoema juga menambahkan bahwa buku karya Tulus Warsito ditulis dengan tutur bahasa yang enak dibaca sehingga pembaca secara gamblang dapat memahami kondisi politik dunia internasional abad ke-21 dengan lebih komprehensif. Buku ini merupakan sebuah sumbangan besar terhadap ilmu hubungan internasional khususnya bagi akademisi di Indonesia.
Bedah buku diakhiri dengan sesi penandatangan poster dari sampul buku “Politik Internasional Abad ke-21” oleh kedua narasumber. Tidak lupa sesi foto bersama antara kedua narasumber dengan Ketua Prodi Magister Hubungan Internasional UMY, Dr. Surwandono, beserta para peserta diskusi bedah buku.