Bedah Buku “Ekspansi Kapital: Kebangkitan Konglomerat di Asia Tenggara”

November 9, 2023, oleh: superadmin

Fenomena kebangkitan konglomerat merupakan perubahan penting dalam lanskap ekonomi di Indonesia dalam beberapa dekade terakhir. Para konglomerat ini merupakan kelompok bisnis yang berkembang dengan pesat dengan memperluas portfolio investasi mereka ke berbagai sektor industri, seperti perbankan, media, properti dan lain sebagainya. Dalam sejarahnya para kapitalis kroni di Indonesia pernah hampir bangkrut, namun mereka berhasil bertahan di tengah gempuran krisis moneter tahun 1998. Menariknya, pasca krisis moneter, kabar para konglomerat seakan tenggelam namun bisnisnya tetap eksis di Indonesia bahkan hingga kawasan Asia Tenggara. Muncul anggapan bahwa dibalik suksesnya para konglomerat saat ini ada peran pemerintah yang kebijakan-kebijakannya justru mempermudah ekspansi kapital para konglomerat di area regional.

“Pada saat ini, ada satu topik yang belum menjadi perbincangan serius di kalangan akademisi yaitu mengenai kelas kapitalis Indonesia atau kelompok konglomerat Indonesia. Padahal konglomerat Indonesia merupakan salah satu kelompok sosial yang perannya besar dan sangat penting dalam proses pembangunan ekonomi Indonesia sejak tahun 1970-an. Hadirnya buku Ekspansi Kapital: Kebangkitan Konglomerat Indonesia di Asia Tenggara merupakan bentuk karya analisa mendalam terkait pergerakan konglomerat di Indonesia. Buku ini secara khusus menyajikan hasil wawancara eksklusif terhadap para konglomerat untuk menjawab berbagai pertanyaan, seperti dimana para konglomerat saat ini? Bagaimana dan apa yang mereka lakukan selama dua dekade pasca reformasi ekonomi? Faktanya, segelintir oknum menahkodai kerjasama ekonomi yang dibangun di kawasan Asia Tenggara dan ternyata kerjasama tersebut menguntungkan proses ekspansi kapital para konglomerat Indonesia. Terbitnya buku ini ditujukan untuk memperkaya kajian ekonomi politik Indonesia dan untuk membantu memahami peran strategis kelompok sosial konglomerat Indonesia,” ungkap Faris Al-Fadhat, penulis buku dan Dosen Hubungan Internasional di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dalam acara bedah buku karyanya yang berjudul “Ekspansi Kapital: Kebangkitan Konglomerat Indonesia di Asia Tenggara.

Acara bedah buku ini telah diselenggarakan oleh Program Studi Hubungan Internasional Program Magister (HIPM UMY) pada 4 November 2023 dengan menghadirkan dua orang pembahas yang ahli dibidangnya, yaitu Dr. Abdullah Sumrahadi dan Muhammad Rum, Ph.D. Diskusi ini dihadiri lebih dari 20 peserta yang terdiri dari mahasiswa pascasarjana UMY dan UGM, serta mahasiswa S1 dari program studi hubungan internasional.

Hadir sebagai pembahas, Dr. Abdullah Sumrahadi, anggota Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PP Muhammadiyah, menunjukkan ketakjubannya terhadap buku karya Faris yang dapat mewawancarai pihak-pihak terkait dan dapat memaparkan dengan baik berbagai data sensitif yang tidak mudah diungkap di depan media. Selain itu, Abdullah juga sangat kagum dengan kemampuan Faris dalam melakukan konstruksi analisis bahwa ada suatu kekuatan sosial dan koalisi politik yang mampu mendorong proyek integrasi regional di kawasan Asia Tenggara yang mendorong para konglomerat dapat mengembangkan bisnisnya melampaui batas negara.

Menurut Abdullah, buku edisi terjemahan yang ditulis Faris mengungkapkan adanya kekuatan sosial diantara arena politik domestik negara-negara di kawasan ASEAN yang saling “berkolaborasi” dengan pemerintah untuk mengatur percaruran regional dalam mengelola tata kelola ekonomi kawasan. Saat ini, para konglomerat sudsh mengekspansi bisnisnya di level kawasan, bukan lagi domestik, termasuk fenomena konglomerat yang dapat dengan mudah berganti kewarganegaraan melalui relasinya. Prinsip “kapital harus bisa berekspansi terus menerus” merupakan prinsip kuat yang dipegang oleh para konglomerat dan menjadi alasan perpindahan kewarganegaraannya.

Masih dalam kesempatan yang sama, Abdullah memberikan sarannya kepada para penulis lain yang akan membahas topik kebangkitan konglomerat agar menggunakan pendekatan sosiologi radikal. Dengan pendekatan tersebut, penulis akan mampu melihat dan mempertentangkan struktur, institusi, dinamika kekuasaan, dan dominasi individu yang berpengaruh. Dari sudut pandang Abdullah setelah membaca buku Faris, aktor dalam struktur ekonomi di Asia Tenggara bukan antara negara dengan negara, namun individu dan individu dengan memanfaatkan negara. Pada intinya, ekspansi kapital di kawasan Asia Tenggara sudah tidak lagi berada di level state, melainkan di level individu. Di akhir, Abdullah menyatakan rasa syukur atas terbitnya buku Faris.

Pembahas kedua dalam seminar bedah buku karya Faris adalah Muhammad Rum, Ph.D., dosen HI UGM yang terkesan atas keberhasilan Faris dalam membangun justifikasi dengan menggunakan mahzab Murdoch dalam bukunya. Rum juga takjub dengan langkah-langkah Faris dalam memilih dan mengoperasionalkan strukturalisme dalam nilai ekspansi kapital. Menurut Rum, buku ini dapat memantik imajinasi dari pembaca untuk mencari esensi dan merasakan potensi dari argumentasi yang dibangun oleh Faris yang akan mengantarkan pembaca untuk mendapatkan ide yang lain.

Setelah membaca buku tersebut, Rum menilai bahwa argumentasi, konseptualisasi dan abstraksinya sangat kuat yang didukung dengan data-data yang melimpah merupakan keunggulan dari buku ini. Bahkan Rum mengatakan buku Faris layak bersanding dengan buku Kapitalisme Semu Asia Tenggara karya Yoshihara Kunio. Rum mengungkapkan bahwa kedua buku tersebut sangat kuat menilai bahwa kelompok bisnis konglomerat merupakan kekuatan besar yang mampu mendorong upaya internasionalisasi. Selain itu, Faris juga berhasil memberikan dimensi bahwa dari masa periode pengembangan kapitalisme ternyata kelompok kapitalis juga bertransformasi dengan mengubah orientasi mereka di dalam kepentingan bisnis. Di samping itu, buku tersebut yang merupakan terjemahan dari buku The Rise of International Capital: Indonesian Conglomerates in ASEAN yang juga karya Faris memiliki justifikasi yang sangat tajam dan operasionalisasi empiris atas struktualisme sekolah Murdoch juga menambah keunggulan dari buku ini. Setelah membaca buku ini, Rum justru merasa khawatir jika kelompok konglomerat berhasil melakukan ekspansi kapital akan menciptakan kapitalisme semu dan kulturnya.

Acara seminar bedah buku mendapatkan respon yang sangat baik dari para peserta. Hal ini dapat terlihat dari pertanyaan-pertanyaan kritis dari peserta yang sangat antusias membahas fenomena ekspansi kapital kelompok konglomerat. Dengan hadirnya buku ini, semoga dapat menambah wawasan mahasiswa maupun akademisi dalam memahami peran strategis kelompok konglomerat pada saat ini.