Satu Dekade ISCOHI: Komitmen HIPM terhadap Pengembangan Keilmuan dalam Studi Internasional

May 23, 2024, oleh: superadmin

Perkembangan keilmuan dalam studi internasional berperan penting dalam menentukan arah kebijakan negara untuk merespons berbagai fenomena yang terjadi di ranah global. Dalam usaha untuk mengembangkan keilmuan tersebut, peran para peneliti tidak dapat dipisahkan. Pertukaran ilmu dan transfer pengetahuan antar para peneliti berperan secara signifikan dalam menghidupkan forum diskusi yang substantif dan progresif. Konferensi internasional menjadi salah satu contoh yang dapat diterapkan oleh perguruan tinggi untuk mewadahi kebutuhan tersebut.

Salah satu komitmen Hubungan Internasional Program Magister (HIPM) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) untuk mendukung perkembangan keilmuan dengan menyelenggarakan konferensi internasional, yaitu 10th International Student Conference on Humanity Issues (ISCOHI). HIPM UMY telah sukses selenggarakan ISCOHI pada 22 April 2024 di Ruang Amphitheater lantai 4, gedung Pascasarjana UMY dengan mengusung tema “Redefining Security System in the Contemporary Global Orders.” Konferensi ini merupakan agenda tahunan yang secara konsisten telah dilaksanakan selama kurun waktu 10 tahun. ISCOHI merupakan forum akademik yang bertujuan untuk mewadahi para peneliti untuk saling berbagi dan bertukar pikiran mengenai permasalahan global yang berkaitan dengan tema tersebut.

Ketua ISCOHI, Vira Aulia, dalam sambutannya mengatakan bahwa, “Saat ini isu keamanan tidak hanya terkait dengan bidang militer, tetapi juga stabilitas ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan kohesi sosial. Oleh karena itu, tantangan ini harus direspon dengan peninjauan ulang terhadap sistem keamanan global.”

“Saat ini, sistem keamanan global memerlukan peninjauan ulang dalam rangka merespon berbagai dinamika global yang terjadi, sehingga hadirnya para presenter yang mendaftar dari berbagai insitusi dan negara sangat penting untuk mendukung usaha tersebut.” Ujar Ketua Program Studi HIPM UMY, Dr. Ahmad Sahide.

ISCOHI ke-10 menghadirkan tiga pembicara yang berasal dari lintas insitusi, yaitu Rahmawati Husein MCP, Ph.D dari Departemen Ilmu Pemerintahan UMY, Prof. Madya. Dr. Mohammad Zaki Ahmad, Ph.D dari School of International Studies, Universiti Utara Malaysia, dan Mustafa Selcuk, Ph.D dari Political Science Department University of Thessaloniki, Yunani.

Hadir sebagai narasumber, Rahmawati Husein memaparkan peran aktor non-negara, Muhammadiyah, dalam keamanan non-tradisional. Rahmawati menjelaskan bahwa Muhammadiyah memberikan kontribusi yang signifikan dalam penanganan masalah keamanan non-tradisional melalui pembangunan fasilitas umum seperti sekolah, klinik perguruan tinggi, hingga bantuan dana yang dimiliki. Hal ini membuat keterlibatan Muhammadiyah juga merambah ke berbagai bidang spesifik baik nasional maupun internasional, yaitu seperti penanganan penyakit dan bencana alam, vaksinasi di zaman pandemi Covid-19, LazisMU sebagai lembaga filantropi, pembangunan rumah pengungsi, memberikan bantuan kepada daerah konflik seperti Palestina, hingga pemberdayaan perempuan.

Pembicara kedua, Dr. Zaki menjelaskan terkait ancaman terhadap keamanan maritim. Dalam presentasinya, Zaki menekankan bahwa munculnya ancaman maritim merupakan akibat dari adanya perubahan paradigma dalam strategi geo-politik antar negara yang seringkali berdampak langsung kepada keadaan alamiah dari laut sebagai sumber kehidupan manusia. Ia juga menjelaskan beberapa permasalahan yang harus diatasi oleh berbagai negara, seperti lemahnya kepatuhan hukum, kurangnya data yang mutakhir, hingga rendahnya dalam hal kesadaran serta kualitas infrastruktur. Oleh karena itu, Zaki menyimpulkan bahwa solusi untuk menghadapi fenomena ini harus terus ditinjau karena tidak adanya solusi yang bersifat “one-size-fits-all.”

Terakhir, Mustafa Selcuk, mengungkapkan bahwa perang informasi di media sosial merupakan bentuk ancaman keamanan di dunia saat ini. Dalam paparannya, Mustafa menerangkan bahwa aktor negara menggunakan media sosial sebagai instrumen penyebaran kepentingan mereka. Dalam kata lain, perang juga dapat terjadi melalui media yang berkembang karena merupakan “senjata” yang juga dapat digunakan untuk memengaruhi masyarakat dunia. Ia juga mengambil contoh dari proxy war yang terjadi melalui media tentang isu yang terjadi di Palestina.

Sesi seminar tersebut mendapatkan antusiasme yang luar biasa oleh para peserta yang hadir. Hal ini terlihat pada berbagai pertanyaan kritis yang diajukan oleh para peserta, seperti pertanyaan yang diajukan oleh Mamadou, mahasiswa HIPM UMY, kepada Rahmawati Husein mengenai relasi antara Muhammadiyah dengan instansi militer. Rahmawati menyatakan bahwa Muhammadiyah bekerja sama dengan instansi militer untuk kebutuhan mobilitas bantuan kemanusiaan yang hendak dikirimkan, yang mana mobilitas ini mengandalkan transportasi udara seperti helikopter, pesawat tempur, dan sejenisnya.

Pertanyaan lain juga diajukan oleh seorang peserta kepada Zaki Ahmad mengenai pendekatan yang digunakan oleh Malaysia dalam penanggulangan perubahan iklim. Zaki menjelaskan bahwa pemerintah Malaysia menggunakan bottom-up approach serta addaptive approach. Tidak hanya itu, pertanyaan lainnya juga diajukan oleh Nizar dari Universitas Islam Internasional Indonesia, yang menanyakan tentang internet censorship kepada Mustafa. Menanggapi hal tersebut, Mustafa menjelaskan bahwa internet adalah hal yang tidak dapat diprediksi, sehingga periodisasi desentralisasi internet memerlukan hal itu.

Acara ISCOHI dilanjutkan dengan sesi panel diskusi. ISCOHI tahun ini berhasil mengumpulkan 49 makalah dan 94 presenter dari berbagai institusi. Dari banyaknya presenter dan makalah dalam ISCOHI periode ini, Puguh Toko Arisanto dari Universitas Teknologi Yogyakarta berhasil terpilih sebagai Presenter Terbaik, disusul dengan Eiga Sitompul dari UMY di peringkat ke 2 dan di peringkat ke 3 adalah Moh. Amru dari Universitas Airlangga.

Untuk kategori Makalah Terbaik dimenangkan oleh Mamadou Pouye dari UMY. Posisi kedua merupakan kelompok Andi Muhammad Farid Ramadhan dari UMY, dan terakhir adalah Lina Af’ida Fataya Helwa dan Hadijah Rima dari Universitas Gadjah Mada.

Ali Maksum, Ph.D selaku Sekretaris Program Studi HIPM  menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh peserta dan panitia yang telah berpartisipasi dalam perhelatan ISCOHI ke-10 ini, dan berharap dapat kembali bergabung dengan ISCOHI periode berikutnya. Seluruh jajaran prodi dan panitia ISCOHI ke-10 mengucapkan selamat kepada seluruh peserta dan pemenang kategori penghargaan, serta mengharapkan partisipasi yang lebih besar dari para akademisi pada ISCOHI mendatang.