WEBINAR TURKEY IN MIDDLE EAST POLITICS

July 22, 2020, oleh: superadmin

 

 

 

 

Pada 20 Juli 2020, Hubungan Internasional Program Magister (HIPM) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengadakan diskusionline via zoom yang mengusung tema “Turkey in Middle East Politics”. Turki telah mengalami perubahan signifikan dalam kebijakan luar negeri negaranya. Setelah berpuluh-puluh tahun Turki memilih untuk pasif di wilayah Timur Tengah, kini Turki muncul sebagai actor diplomatik yang penting di Timur Tengah. Melalui diskusi online ini, HIPM menghadirkan pembicara yaitu Mr. Mustafa Selcuk, Ph.D yang merupakan peneliti studi Timur Tengah dari Turki dan sedang mengambil program fellow di Universitas Ibrani Yerusalem. Diskusi ini diselenggarakan untuk memberikan wawasan yang lebih luas kepada mahasiswa terkait perpolitikan Turki di Timur Tengah dengan narasumber yang berkompeten di bidangnya. Sebelum membahas lebih mengenai bagaimana kebijakan luar negeri Turki di Timur Tengah, Mr. Mustafa Selcuk mengawali diskusi dengan membahas terkait latar belakang atau kebijakan yang diterapkan oleh salah satu partai politik di Turki, yaitu Adaletve Kalkinma Partisi (AKP) atau Partai Keadilan dan Pembangunan yang telah merubah kebijakan luar negeri Turki secara umum di Timur Tengah.

Periode 2007 hingga 2014, Ahmet Davutoglu, Menteri Luar Negeri Turki yang berasal dari Partai Keadilan dan Pembangunan menyatakan bahwa kebijakan luarnegeri utama Turkia dalah “zero problems with neighbours”. Mr. Mustafa Selcuk memaparkan lebih lanju tmengenai zero problems yang dimaknai sebagai upaya Turki untuk menjalin hubungan baik dengan Negara tetangga Turki. Kebijakan tersebut diusung oleh Ahmet Davutoglu karena mayoritas Negara tetangga Turki memiliki kendala dalam berhubungan dengan Negara lain yang disebabkan karena runtuhnya Kekaisaran Ottoman. Adanya beberapa kelompok nasionalis serta banyaknya regional baru di Balkan, Kaukasus, dan Timur Tengah menimbulkan masalah problematis yang menjadi factor runtuhnya Kekaisaran Ottoman.Dalam diskusi ini, Mr. Mustafa Selcuk berulang kali menekankan bahwa Turki berupaya untuk menjalin hubungan baik antara aliansi strategisnya saat ini dan seluruh Negara tetangganya serta Negara tetangga Turki.

Kebijakan “zero problems with neighbours” mendapatkan respons positif baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Melalui kebijakan tersebut, Turki berhasil menciptakan hubungan yang lebih kooperatif, seperti munculnya saling ketergantungan hubungan ekonomi antara Turki dengan Negara tetangganya, melakukan kompromi bersejarah di Siprus, normalisasi hubungan dengan Armenia, mediasi antara Israel dan Suriah, serta adanya kesepakatan energy dan konstruksi dengan Rusia. Keberhasilan kebijakan Turki dipuji oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa sebagai model demokrasi Muslim. Ironisnya, beberapa tahun kemudian kebijakan yang diusung oleh Ahmet Davutoglu mengalami kegagalan, seperti munculnya peristiwa Arab Spring yang memicu perang saudara di Suriah sehingga mengakibatkan ketegangan besar di Timur Tengah. Ketegangan yang terjadi antar negara di Timur Tengah diperparah dengan adanya sejumlah aktor, seperti Amerika Serikat dan Rusia yang melakukan apapun demi tercapainya kepentingan nasionalnya di wilayah tersebut.

HIPM mengadakan diskusi online ini terbuka untuk siapa saja dan tidak hanya dikhususkan oleh mahasiswa HIPM Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Antusiasme peserta cukup terlihat dengan banyaknya pertanyaan yang ditujukan kepada Mr. Mustafa Selcuk. Dengan adanya diskusi online ini, semoga memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat bagi peserta yang telah bergabung.