Sekilas Pandangan tentang Buku Kebangkitan Kembali Great Power Politik Luar Negeri Rusia Era Presiden Vladimir Putin

August 4, 2020, oleh: superadmin

oleh: Andika Raka Dianjaya

(Mahasiswa Pascasarjanan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Founder kitatumbuh.com)

         Sebuah buku yang menarik dan pantas untuk dibaca oleh insan akademik pemerhati Rusia ataupun masyarakat umum yang tertarik terhadap isu-isu kajian hubungan internasional khususnya yang bersangkutan dengan Rusia. Analisis yang mendalam terhadap sejarah, keadaan ekonomi, situasi politik hingga hubungan Rusia dengan beberapa kekuatan besar dalam sistem internasional disajikan secara koheren oleh penulis sehingga pembaca dapat dengan mudah membentuk sebuah kerangka pikiran tentang keadaan Rusia saat ini.

         Buku ini terdiri dari IX bab yang ditulis oleh 3 penulis (Ali Muhammad, Mutia Hariati Hussin, dan Ahmad Sahide) dengan berlatar belakang pada analisis arah politik luar negeri Rusia di bawah kepemimpinan Presiden Vladimir Putin. Tentu saja dalam memproyeksikan sebuah politik luar negeri, analisis terhadap politik domestik tidak bisa ditinggalkan begitu saja. Hal ini didasari dengan argumen bahwa negara yang kuat politik luar negerinya pasti sudah memiliki sistem politik domestik yang stabil.

         Kestabilan politik domestik Rusia tidak bisa terlepas dari pengaruh Presiden Vladimir Putin dalam mengendalikan Kremlin. Pengaruh kuat sejarah besar Rusia menjadi sebuah senjata ampuh untuk menyatukan negara ini. Pada bab II dalam buku ini menjelaskan bagaimana konteks sejarah Rusia dapat berimplikasi terhadap polugri Rusia. Keinginan untuk bangkit kembali menjadi sebuah negara superpower dipergunakan oleh Presiden Vladimir Putin untuk memenangkan politik domestik yang tentunya menjadikan legitimasi Presiden Vladimir Putin semakin kuat.

         Konteks politik domestik ini dijelaskan pada bab III. Legitimasi Presiden Vladimir Putin menjadikan sistem politik domestik lebih ke arah state-centrism. Hal itu dibuktikan dengan kuatnya lembaga eksekutif yang mereduksi peran parlemen dan Parpol. Secara singkat, Presiden Vladimir Putin tidak memiliki oposisi dalam konteks politik domestik. Kremlin memiliki otoritas penuh terhadap pemerintah daerah hingga menguasai sektor-sektor strategis.

         Dengan adanya sistem politik domestik yang lebih condong ke state-centrism. Perekonomian Rusia dalam negeri dikelola oleh negara dan mengutamakan sistem ekonomi merkantilisme. Pada bab IV, pembahasan tentang kebangkitan ekonomi Rusia menjadi hal yang menarik untuk didikusikan. Kestabilan politik dalam negeri Rusia berimplikasi terhadap pertumbuhan ekonomi. Rusia sebagai negara penghasil minyak bumi mendapatkan keuntungan pada tahun 2000 dengan kenaikan tajam harga energi dunia. Secara sitematis bagian bab ini menjelaskan ada tiga fase pertumbuhan ekonomi Rusia sejak dari pascaruntuhnya Uni Soviet. Pertumbuhan ekonomi Rusia menunjukan perbaikan dan peningkatan ketika Rusia dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin.  Di bawah kepemimpinan Presiden Vladimir Putin juga, Rusia mulai masuk dalam keanggotan G8, G20 dan WTO.  Selain itu, Rusia juga bekerja sama dengan negara-negara lain seperti Brazil, India, China dan Afrika Selatan membuat organisasi ekonomi tandingan dalam kancah politik global. Pada tahun 2007 BRICS (Brazil, Rusia, India, China, South Africa) menorehkan prestasi dengan peningkatan perekonomian bagi setiap anggotanya.

         Pada bab V, buku ini membahas tentang bagaimana sistem polugri Rusia terbentuk dan paparan beberapa aliran dalam menentukan polugri Rusia. Secara singkat dijabarkan bahwa ada  beberapa elemen yang berpengaruh dalam proses pembentukan polugri Rusia. Salah satu yang paling kuat adalah dominasi Presiden Vladimir Putin dalam sistem politik Rusia. Rusia sendiri menganut sitem politik Federasi dan semi presidensial, akan tetapi sistem pemerintahan lebih terpusat sehingga peran Presiden dalam hal ini diwakili oleh Kremlin menjadi lebih dominan dalam hal pengambilan kebijakan polugri. Dalam buku ini pun juga dijabarkan kekuatan-kekuatan politik lain yang berperan dalam pengambilan kebijakan polugri, walaupun tidak sekuat peran Presiden.  Selain beberapa peran dari pengambil kebijakan polugri, ada juga beberapa aliran pemikiran yang dijabarkan dengan cukup komprensif oleh penulis sehingga kita pembaca dapat memahami konstruksi pemikaran yang mendasari pengambilan kebijakan polugri Rusia.

         Pada bab VI hingga bab IX, pembaca akan disuguhkan dengan kebijakan politik yang dilakukan oleh Rusia terhadap beberapa negara atau kawasan di dunia. Seperti pada bab VI, tentang bagaimana polugri Rusia terhadap Amerika Serikat. Konfrontasi secara tidak langsung antar negara besar tersebut memang tidak bisa ditutupi. Ketika Donald Trump memenangkan perebutan kursi Presiden Amerika Serikat mengalahkan Hillary Clinton, ada isu intervensi Putin untuk memenangkan Donald Trump. Walaupun secara faktual Trump dan Putin berteman, akan tetapi kedua negara tersebut tetap tidak dapat dipertemankan. Ada agregasi kepentingan dalam perebutan supremasi global, sehingga mereduksi arah adanya harapan untuk ber-aliansi.

        Secara ekstensif buku ini memberikan wawasan terhadap pembaca tentang bagaimana polugri Rusia berpijak. Hal yang masih kurang dalam buku ini adalah analisis tentang hubungan polugri Russia terhadap negara-negara di Asia Tenggara terutama di Indonesia. ASEAN sebagai suatu entitas dalam politik global merupakan sebuah partner strategis bagi kepentingan Rusia untuk menjadi negara superpower seperti yang mereka impikan. Hubungan antara Rusia dengan ASEAN ini penting untuk dijelaskan dan ditambahkan dalam buku “Kebangkitan Kembali Great Power Politik Luar Negeri Rusia Era Presiden Vladimir Putin”. Sehingga pembaca bisa melihat korelasi polugri Rusia terhadap semua elemen kekuatan politik global. Tidak dapat dipungkiri ASEAN memiliki kekuatan Geopolitik yang juga menentukan kebijakan politik global. Selain itu isu hubungan bilateral Indonesia-Rusia juga perlu ditambahkan, karena buku ini ditunjukan kepada pembaca Indonesia. Publik Indonesia perlu mendapatkan gambaran tentang hubungan kedua negara. Secara strategis, masyarakat Indonesia perlu mengenal lebih jauh tentang salah satu kekuatan yang akan menjadi negara superpower.